Kamis, 16 Januari 2014

Laporan Praktikum Kimia Fisika Panas Pelarutan dan Hukum Hess



PANAS PELARUTAN DAN HUKUM HESS

Nur Jannatu Na’imah, Mentari Nur Rizkyawati, Jarot Mustika Aji
Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia
karumeenaima@gmail.com, 085724001630


Abstrak
Telah dilakukan percobaan berjudul “Panas Pelarutan dan Hukum Hess” yang bertujuan untuk menentukan panas pelarutan dan menggunakan hukum Hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung . Panas pelarutan merupakan  panas yang dilepaskan atau diserap apabila satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Prinsip ini dimana panas reaksi ditambahkan atau dikurangi secara aljabar, disebut hukum Hess mengenai penjumlahan panas konstan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu dalam sistem adiabatik, dengan menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. Dari hasil percobaan diperoleh kapasitas kalorimeter sebesar 208,2968 J/K dan kalor netralisasi sebesar 832,2426 J.
Kata Kunci : panas;pelarut;reaksi
Abstract
Have performed experiments entitled "Heat Dissolution and Hess Law" which aims to determine the heat dissolution and use Hess's law to determine the heat of reaction indirectly. Dissolving heat is the heat released or absorbed when one mole of a compound is dissolved in a solvent. This principle where the reaction heat is added or subtracted algebraically, called the law of constant heat summation Hess about. The method used in this experiment is a method of calorimetry, which is the method used to determine the calorific value is based on observations of temperature changes in the adiabatic system, by using a tool called a calorimeter. From the experimental results obtained calorimeter capacity of 208.2968 J / K and the heat of neutralization of 832.2426 J.
Keyword: heat;solute;reaction



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
  Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun
atau wujud benda berubah. Nilai positif untuk q menyatakan bahwa kalor diserap
oleh sistem dari sekelilingnya. Suatu nilai negatif dari q berarti bahwa sistem
memberikan kalor kepada sekelilingnya. Perubahan energi dalam, U yang dihasilkan
oleh perpindahan kalor q ke sistem, bila tak ada kerja yang dilakukan dinyatakan
sebagai:
∆U = q (tidak ada kerja yang dilakukan)
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + n H2O                              X. nH2O              ΔHr = ........kJ
Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:
CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5 H2O             ΔHr = ........kJ
Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Hal tersebut disebabkan kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung.

B.    Dasar Teori
  Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 OC sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 OC (Anonim, 2008).
   Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada proses-proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut (Tim Dosen Kimia Fisik, 2010; 1).
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu
senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam prakteknya,
pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul
perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan sebagaimn d m∆H/dm , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia, energi ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu senyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutnya, temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya. Jadi panas pelarut standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25o C dan tekanan 1 atmosfer.
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (III) sulfat.5H2O dan tembaga (II) sulfat anhidrat. Dengan menggunakan Hukum HESS dapat dihitung panas reaksi :
CuSO4 (s)   +   aq         →         CuSO4.5H2O
Menurut hukum HESS bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan Hukum HESS :
CuSO4 (s)   +   aq            →       CuSO4 (aq)    = a kj
CuSO4.5H2O (s)   +   aq     →    CuSO4 (aq)   +   5H2O (aq)    = b kj
Sehingga : CuSO4 (s)   +   5H2O (aq)     →      CuSO4.5H2O (s)    = (a - b) kj

Penerapan hukum pertama disebut hukum Hess : “Entalpi reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individual yang merupakan bagian dari suatu reaksi.”                                            
(Atkins, 1994)

C.     Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan panas pelarutan dan menentukan panas reaksi secara tidak langsung?

D.     Tujuan Percobaan
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan panas pelarutan dan menentukan panas reaksi secara tidak langsung menggunakan Hukum Hess.

E.     Manfaat Percobaan
1.      Dapat megetahui dan menentukan panas pelarutan dan reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan Hukum Hess.
2.      Dapat mengetahui dan mempelajari penentuan tetapan kalorimeter dan kalor penetralan larutan asam dan larutan basa secara kalorimetrik serta dapat menentukan perubahan entalpi (DH) reaksi.

BAB II
METODE
A.    Alat dan Bahan
Alat
1.     Kalorimeter dan pengaduk

      2.      Mortal dan pastel
3.      Termometer 0-100ºC
4.      Gelas ukur 100 ml
5.      Cawan porselin
6.      Stop watch
7.      Desikator
8.      Pembakar bunsen dan kaki tiga
Bahan
1.      Kristal CuSO4. 5 H2O
2.      Air

B.     Cara Kerja
Menentukan terlebih dahulu tetapan (konstanta) kalorimeter dengan cara ; memasukan 50 ml air dingin ke dalam kalorimeter kemudian mengukur suhunya sampai kesetimbangan. Kemudian memasukan 50 ml air panas bersuhu 50ºC ke dalam kalorimeter tadi selanjutnya mengukur suhunya setiap 30 detik sampai terjadi kesetimbangan dan mencatat hasil yang diperoleh. Lalu menimbang secara kasar kira-kira 10 gram kristal CuSO4.5H2O dan meletakkan kristal CuSO4.5H2O pada mortal dan pestel untuk kemudian dihancurkan sampai diperoleh serbuk halus. Selanjutnya, menimbang secara teliti 5 gram serbuk halus CuSO4.5H2O pada neraca analitik kemudian mencatat hasilnya. Kemudian memasukkan ke dalam kalorimeter yang telah ditetapkan konstantanya tadi tepat 100 ml air, lalu mencatat perubahan suhu kalorimeter setiap 30 detik hingga suhu tidak berubah lagi yang menandakan telah tejadi kesetimbangan. 5 gram serbuk halus CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam kalorimeter dan mengaduknya. Mencatat perubahan suhu setiap 30 detik sampai kesetimbangan. Selanjutnya, 5 gram serbuk halus CuSO4.5H2O sisanya, dipanaskan dalam cawan porselen dan diaduk perlahan-lahan sampai semua air kristal yang terdapat pada serbuk ini menguap yang ditandai dengan perubahan warna serbuk dari biru menjadi putih. Serbuk anhidrat hasil pemanasan tadi kemudian didinginkan dalam desikator. Selanjutnya dengan menggunakan serbuk CuSO4 anhidrat yang telah dingin, percobaan diulangi dengan menggunakan  kalorimeter yang sama.

C.    Variabel
1)      Variablel Bebas     :  Suhu larutan
2)      Variabel Kontrol  :  Volume pencampuran
3)      Variabel Respon   :  Perubahan suhu

D.    Teknis Analisis Data
Dengan pengamatan atau analisis secara langsung melalui praktek dan pangamatan.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Massa CuSO4. 5 H2O                  : 5,1006 gram
Massa CuSO4                              : 5,0713 gram
1.      Menghitung tetapan kalorimeter
No
Waktu (detik)
Temperatur (T) (ºC)
1.
30
29
2.
60
29
3.
90
29
4.
120
29
Penambahan 50 ml air panas
1.
30
45,5
2.
60
45
3.
90
45
4.
120
45
T konstan 1 = 29
T konstan 2 = 45

2.      Pelarutan CuSO4. 5 H2O
a. Kalorimeter
No
Waktu (detik)
Temperatur (T) (ºC)
1.
30
29
2.
60
29
3.
90
29
T konstan  = 29

b.   Pelarutan CuSO4. 5 H2O
No
Waktu (detik)
Temperatur (T) (ºC)
1.
30
29,5
2.
60
29,5
3.
90
29,5
4.
120
29,5
T konstan  = 29,5

3.      Menghitung panas pelarutan CuSO4 anhidrat
a.       Kalorimeter
No
Waktu (detik)
Temperatur (T) (ºC)
1.
30
29
2.
60
29
3.
90
29
4.
120
29
T konstan  = 29

b.      Pelarutan CuSO4 anhidrat
No
Waktu (detik)
Temperatur (T) (ºC)
1.
30
30,9
2.
60
31
3.
90
31
4.
120
31
5.


T konstan  = 31
Perhitungan
1.      Diketahui :      Tc = 45 0C
Td = 29 0C
Tp = 70 0C
mad = map = 50 ml (50 gr)
Ditanya   :       Kapasitas kalorimeter ?
Jawab      :
Qserap                                   =                  Qlepas
(m.c Δt)d + C . Δt                                =                 (m.c Δt)p
m.c (tc-ta) + C . (tc-ta)                        =                m.c (tp-tc)
50 x 4.2 x (45-29) + C (45-29)            =          50 x 4.2 x (59-39.5)
                              3360    + 16 C             =          5250
                                                      16 C    =          1890
                                                      C         =          118,125 J/ºC

2.      Massa CuSO4.5H2O = 5,1006 gr
n        =   = 0,02 mol
3.      ΔH CuSO4.5H2O
Tair = 29 ºC
Tcampuran= 29,5 ºC
m air = 100 gram
C = 118,125 J/ºC
Δt= 0.5 ºC
Q         =          Qair                 +          Qkal
                  =          (m.c Δt)               +          C . Δt
                  =          100 x 4,2 x 0,5­+          118,125 x 0,5
                  =          210                  +          59,0625
                  =          269,0625 J
ΔH       =          -()
                  = -
              = - 13453,125 J

4.      Massa CuSO4 = 5,0713 gr
  n        =   = 0,03 mol
5.      ΔH CuSO4 anhidrat
Tair = 29 ºC
Tcampuran= 31 ºC
m air = 100 gram
C = 118,125 J/ºC
Δt= 2 ºC
Q         =          Qair                 +          Qkal
                  =          (m.c Δt)               + C . Δt
                  =          100 x 4.2 x 2   ­+ 118,125  x 2
                  =          840                  + 236,25
                  =          1076,25 J
ΔH CuSO4 anhidrat    =         -()
                                          = -
                                  = - 35875 J

6.      ΔH total                      = ΔH CuSO4.5H2O - ΔH CuSO4
= (- 13453,125) – (- 35875)
= 22421,875 J

    ΔH CuSO4. 5 H2O        = - 13453,125 J
ΔH CuSO4. anhidrat     = - 35875 J       
ΔH total                                    = 22421,875 J 

Tetapan kalorimeter dapat diperoleh dari pencampuran air dingin dengan air panas dalam kalorimeter dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan cara membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter (q3) dengan penghangatan perubahan suhu pada kalorimeter. Harga tetapan kalorimeter atau kapasitas kalorimeter pada praktikum ini adalah 118,125 J/ºC.
Kalor atau panas pelarutan dari CuSO4. 5 H2O maupun CuSO4 anhidrat dapat dieroleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk.
Dalam praktikum ini, panas pelarutan CuSO4 anhidrat adalah - 35875 J , sedangkan panas pelarutan CuSO4. 5 H2O adalah - 13453,125 J. Dari hasil tersebut terlihat bahwa panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebit tinggi dari panas pelarutan CuSO4. 5 H2O , hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
Ø  Massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar.
Ø  Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah air dingin. Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.


 
   BAB IV
SIMPULAN

Dari hasil praktikum panas pelarutan dan hukum Hess pada kelompok kami, didapatkan harga tetapan kalorimeter atau kapasitas kalorimeter adalah 118,125 J/ºC, panas pelarutan CuSO4 anhidrat adalah - 35875 J , sedangkan panas pelarutan CuSO4. 5 H2O adalah - 13453,125 J. Dari harga yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa panas pelarutan zat murni (anhidrat) lebih tinggi dari panas pelarutan zat hidrat atau yang mengandung molekul air. Hal ini disebabkan massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O. CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar. Selain itu perbedaan suhu antara zat hidrat dan anhidrat juga berpengaruh. Molekul air yang terikat pada CuSO4. 5 H2O adalah air dingin. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat) mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.

 
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Jakarta: Erlangga
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: UI Press
Tim Dosen Kimia Fisika. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang:
          Jurusan Kimia FMIPA UNNES
LAMPIRAN
JAWABAN TUGAS
1.      ΔH CuSO4.5H2O
Tair = 29 ºC
Tcampuran= 29,5 ºC
m air = 100 gram
C = 118,125 J/ºC
Δt= 0.5 ºC
Q         =          Qair                 +          Qkal
                  =          (m.c Δt)               +          C . Δt
                  =          100 x 4,2 x 0,5­+          118,125 x 0,5
                  =          210                  +          59,0625
                  =          269,0625 J
Massa CuSO4.5H2O = 5,1006 gr
n        =   = 0,02 mol
ΔH       =          -()
                  = -
              = - 13453,125 J
Panas pelarutan CuSO4.5H2O adalah - 13453,125 J
2.      ΔH CuSO4 anhidrat
Tair = 29 ºC
Tcampuran= 31 ºC
m air = 100 gram
C = 118,125 J/ºC
Δt= 2 ºC
Q         =          Qair                 +          Qkal
                  =          (m.c Δt)               + C . Δt
                  =          100 x 4.2 x 2   ­+ 118,125  x 2
                  =          840                  + 236,25
                  =          1076,25 J
Massa CuSO4 = 5,0713 gr
  n        =   = 0,03 mol
ΔH CuSO4 anhidrat    =         -()
                                          = -
                                  = - 35875 J
Panas pelarutan CuSO4 anhidrat adalah - 35875 J
ΔH total                      = ΔH CuSO4.5H2O - ΔH CuSO4
= (- 13453,125) – (- 35875)
= 22421,875 J
Panas reaksi adalah 22421,875 J
JAWABAN PERTANYAAN
Dengan menggunakan hukum Hess ( kalor reaksi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir reaksi). ΔH = q CuSO4. 5 H2O – q CuSO4.

1 komentar: